Ambigram: Kreasi Huruf Yang Melatih Persepsi
Ambigram: Kreasi Huruf Yang Melatih Persepsi - Banyak hal dapat kita lakukan untuk mengasah kreativitas. Salah satunya yaitu dengan membuat kreasi huruf yang menarik untuk menarik perhatian dan menambah estetika. Kreasi huruf berupa perpaduan antara satu huruf dengan huruf lainnya atau huruf yang merupakan hasil rancangan sendiri. Untuk membuat huruf, kita dapat melakukannya dengan membuat sketsa manual ataupun dengan bantuan software digital.
Contoh kreasi huruf yang dihasilkan dari aplikasi pengolah grafis dapat sobat lihat di bawah ini. Untuk membuat kreasi huruf tersebut, langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat sketsa kasar secara manual terlebih dahulu. Kemudian, hasil akhirnya diselesaikan dengan menggunakan program pengolah vektor Corel Draw.
Sekilas memang tidak ada yang istimewa pada gambar di atas. Yup, gambar tersebut memang memperlihatkan kata 'sayang'. Tapi tunggu dulu, coba perhatikan lebih cermat. Anda bisa mencodongkan sedikit kepala Anda dan mencoba membaca dengan terbalik mulai dari belakang lalu ke depan. Sudahkah dicoba? Bagi Anda yang sudah memahami prinsip cara kerja permainan huruf di atas, kata 'sayang' jika diputar akan terbaca kata yang sama persis, yaitu 'sayang'.
Teknik permainan huruf tersebut, dalam dunia desain disebut ambigram. Lebih jelasnya, ambigram merupakan kreasi tipografi di mana suatu rangkaian kata, kalimat atau frase, dapat dibaca sama atau menciptakan rangkaian kata baru ketika dirotasi atau dibalik.
Awal mula ambigram dapat diketahui dari kreasi Peter Newell, dikenal sebagai ilustrator untuk buku anak, pada tahun 1893 melalui karyanya berupa buku ilustrasi yang berjudul "Topsys & Turvys". Pada bagian belakang buku tersebut memperlihatkan sebuah kata 'the end', jika buku diputar maka kata tersebut akan berubah menjadi 'puzzle'.
Dalam perkembangan selanjutnya, ambigram mampu menarik minat banyak desainer grafis, mereka menciptakan kreasi ambigram dan menerapkannya dalam desain logo. Sebagai sebuah kreasi, ambigram ikut memperkaya teknik tipografi, membuat penciptaan huruf menjadi lebih unik dan bermakna filosofis.
Desainer grafis yang terkenal dengan karya ambigram salah satunya adalah John Langdon. Yang menarik dari John Langdon yaitu dia mencoba mewujudkan kata-kata sebagai sebuah seni, menyatukan antara bahasa, filosofi, dan sains.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah ambigram yang diciptakan untuk novel best seller karya Dan Brown yang berjudul "Angels & Demons". Setelah itu, ambigram menjadi populer, bahkan pengarang buku tersebut memunculkan karakter pahlawan dalam bukunya yang bernama Robert Langdon sebagai penghargaan terhadap John Langdon.
Dalam desain sampul buku novel di atas komposisi desain terlihat simetris di keempat sisinya, menciptakan keseimbangan yang harmonis antara gambar latar dengan kreasi ambigram yang diletakkan di bagian tengah sebagai pusat perhatian. Sebagai bukti kepopuleran buku tersebut, Sony Pictures mengangkat novel tersebut ke dalam film layar lebar pada tahun 2009. Dalam film tersebut memperlihatkan beberapa karya John Langdon, bahkan dalam DVD disertakan bonus bab yang berjudul "This is an Ambigram".
Jika dilihat sepintas ambigram merupakan suatu permainan huruf yang membentuk rangkaian kata atau frase tertentu. Tapi jangan salah, untuk menciptakan karya ambigram yang sederhana sekalipun dibutuhkan keterampilan desain grafis, pengetahuan yang mencukupi tentang anatomi huruf, keahlian teknik tipografi, dan komposisi desain yang matang.
Dengan ambigram, kita menjadi lebih terlatih untuk melihat sesuatu secara lebih teliti, menciptakan sebuah keseimbangan komposisi, mengubah kata menjadi sebuah karya seni yang bermakna. Hal lain, yang bisa kita pelajari dari ambigram yaitu bagaimana ketika kita melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda akan menghasilkan persepsi, opini, bahkan realitas yang berbeda pula.
Contoh kreasi huruf yang dihasilkan dari aplikasi pengolah grafis dapat sobat lihat di bawah ini. Untuk membuat kreasi huruf tersebut, langkah pertama yang dilakukan yaitu membuat sketsa kasar secara manual terlebih dahulu. Kemudian, hasil akhirnya diselesaikan dengan menggunakan program pengolah vektor Corel Draw.
Sekilas memang tidak ada yang istimewa pada gambar di atas. Yup, gambar tersebut memang memperlihatkan kata 'sayang'. Tapi tunggu dulu, coba perhatikan lebih cermat. Anda bisa mencodongkan sedikit kepala Anda dan mencoba membaca dengan terbalik mulai dari belakang lalu ke depan. Sudahkah dicoba? Bagi Anda yang sudah memahami prinsip cara kerja permainan huruf di atas, kata 'sayang' jika diputar akan terbaca kata yang sama persis, yaitu 'sayang'.
Sejarah, Perkembangan dan Pengertian Ambigram
Teknik permainan huruf tersebut, dalam dunia desain disebut ambigram. Lebih jelasnya, ambigram merupakan kreasi tipografi di mana suatu rangkaian kata, kalimat atau frase, dapat dibaca sama atau menciptakan rangkaian kata baru ketika dirotasi atau dibalik.
Awal mula ambigram dapat diketahui dari kreasi Peter Newell, dikenal sebagai ilustrator untuk buku anak, pada tahun 1893 melalui karyanya berupa buku ilustrasi yang berjudul "Topsys & Turvys". Pada bagian belakang buku tersebut memperlihatkan sebuah kata 'the end', jika buku diputar maka kata tersebut akan berubah menjadi 'puzzle'.
Loading...
Karya : Peter Newell |
Dalam perkembangan selanjutnya, ambigram mampu menarik minat banyak desainer grafis, mereka menciptakan kreasi ambigram dan menerapkannya dalam desain logo. Sebagai sebuah kreasi, ambigram ikut memperkaya teknik tipografi, membuat penciptaan huruf menjadi lebih unik dan bermakna filosofis.
Desainer grafis yang terkenal dengan karya ambigram salah satunya adalah John Langdon. Yang menarik dari John Langdon yaitu dia mencoba mewujudkan kata-kata sebagai sebuah seni, menyatukan antara bahasa, filosofi, dan sains.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah ambigram yang diciptakan untuk novel best seller karya Dan Brown yang berjudul "Angels & Demons". Setelah itu, ambigram menjadi populer, bahkan pengarang buku tersebut memunculkan karakter pahlawan dalam bukunya yang bernama Robert Langdon sebagai penghargaan terhadap John Langdon.
Dalam desain sampul buku novel di atas komposisi desain terlihat simetris di keempat sisinya, menciptakan keseimbangan yang harmonis antara gambar latar dengan kreasi ambigram yang diletakkan di bagian tengah sebagai pusat perhatian. Sebagai bukti kepopuleran buku tersebut, Sony Pictures mengangkat novel tersebut ke dalam film layar lebar pada tahun 2009. Dalam film tersebut memperlihatkan beberapa karya John Langdon, bahkan dalam DVD disertakan bonus bab yang berjudul "This is an Ambigram".
Karya : John Langdon |
Jika dilihat sepintas ambigram merupakan suatu permainan huruf yang membentuk rangkaian kata atau frase tertentu. Tapi jangan salah, untuk menciptakan karya ambigram yang sederhana sekalipun dibutuhkan keterampilan desain grafis, pengetahuan yang mencukupi tentang anatomi huruf, keahlian teknik tipografi, dan komposisi desain yang matang.
Dengan ambigram, kita menjadi lebih terlatih untuk melihat sesuatu secara lebih teliti, menciptakan sebuah keseimbangan komposisi, mengubah kata menjadi sebuah karya seni yang bermakna. Hal lain, yang bisa kita pelajari dari ambigram yaitu bagaimana ketika kita melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda akan menghasilkan persepsi, opini, bahkan realitas yang berbeda pula.
Loading...
Post a Comment