Alasan Kenapa Kaum Milenial Pengin Banget Jadi Selebgram Ngehits
Alasan Kenapa Kaum Milenial Pengin Banget Jadi Selebgram Ngehits — Instagram, pastinya aplikasi media sosial ini sudah ter-install di hape kamu. Lewat Instagram pula, kamu bisa berbagi segala hal mulai dari aktivitas sehari-hari hingga memajang hasil karya. Kehadiran Instagram seolah membuat orang terutama generasi milineal tak mampu lepas darinya.
Berdasarkan penelitian dari WeAreSocial.net dan Hootsuite pada Januari 2018, Indonesia menempati peringkat ketiga untuk pengguna Instagram terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil. Total pengguna Instagram pun telah mencapai angka 800 juta di seluruh penjuru dunia. Hal itu menjadi bukti nyata bahwa popularitas Instagram semakin menanjak dari waktu ke waktu, khususnya bagi masyarakat Indonesia.
Tanpa disadari, Instagram pun telah mengubah perilaku seseorang dalam hal bersosial media. Jika dulu orang menggunakan Facebook atau Twitter, lain halnya dengan kaum zaman now yang lebih menyukai Instagram. Selain menarik karena bisa melihat banyak gambar (dan video), tampilan layout Instagram sangatlah user friendly dan terlihat elegan karena dominasi latar belakang warna putih.
Ketika mencermati Instagram, kamu akan menemukan pengguna akun yang seringkali muncul di timeline maupun bagian pencarian. Kenapa bisa begitu? Karena Instagram lebih memprioritaskan postingan Instagram yang sedang trending saat itu. Dengan kata lain, postingan itu menarik perhatian user Instagram lain dan mendapatkan banyak like atau komentar.
Mereka yang mampu menyedot perhatian banyak orang adalah selebgram yang tak lain dan tak bukan adalah pemilik akun Instagram ngehits. Jika ditelisik lebih jauh, selebriti Instagram ini punya followers yang jumlahnya terbilang banyak, bisa belasan, puluhan, ratusan ribu hingga ada yang mencapai jutaan!
Kebanyakan orang mungkin akan bertanya bagaimana caranya menjadi selebgram ngehits dan menggapai pengikut yang banyak. Namun tak banyak yang tahu, apa alasan orang menjadi selebgram? Yuk, kita simak saja di bawah ini.
Mungkin ini terdegar mengejutkan, tapi sejatinya para selebgram adalah orang-orang yang "gila". Lebih tepatnya, mereka adalah orang yang gila popularitas. Mungkin alasan ini terdengar menyesakkan di dada, tapi memang demikianlah realitanya. Dan kami rasa, alasan ini susah dibantah oleh siapapun. Secara logika, followers yang banyak berkorelasi secara positif dengan popularitas. Semakin banyak followers yang kamu miliki, semakin besar pula kesempatan kamu menjadi selebgram. Dan itu artinya, akan ada banyak orang yang mengenalmu meski itu hanya sebatas di dunia maya.
Tahukah kamu tentang Hierarki Maslow? Jika kamu masih ingat, Hierarki Maslow ini sudah dipelajari pada pelajaran Ekonomi sejak sekolah menengah pertama. Menjadi selebgram berkaitan erat dengan kebutuhan akan pengakuan (Esteem Needs) yang dipaparkan pada teori Hierarki Maslow. Lewat akun Instagram-nya, selebgram mampu menarik perhatian perhatian banyak orang di lingkarannya, mendapat komentar positif (meski ada pula yang negatif!), dan memperoleh banyak like. Status selebgram yang disandangnya itu sendiri sudah menjadi semacam pengakuan bahwa ia adalah orang terkenal di Instagram.
Poin ini sebenarnya masih berkaitan dengan poin sebelumnya. Selain butuh pengakuan, selebgram pada dasarnya juga butuh perhatian. Untuk mendapatkan perhatian banyak orang (dan mendapatkan followers), mereka memikirkan bagaimana caranya menghasilkan konten yang menarik. Salah satu cara misalnya, dengan mem-posting foto outfit of the day (OOTD). Lewat foto-foto OOTD-nya, selebgram ingin menunjukkan bahwa ia terlihat sangat trendy dan fashionable dengan model pakaian branded yang dikenakannya. Untuk lebih menarik perhatian, tak lupa ia mem-posting dirinya sedang berada di spot fotografi yang sedang ngehits saat ini!
Langkah untuk menggapai popularitas dan kesuksesan memang tidak mudah. Dan (calon) selebgram pun sangat memahami hal itu. Ketika ia sadar bahwa dirinya belum cukup punya posisi tawar menawar yang bagus, ia rela menggratiskan endorse produk dari pemilik online shop. Namun ia punya alasan yang sangat masuk akal, yaitu mendapatkan produk gratisan. Siapapun orang itu, pasti sangat menyukai produk yang diberikan secara cuma-cuma, tanpa mengeluarkan duit sepersen pun. Tak terkecuali selebgram. Sebagai timbal baliknya, selebgram mempromosikan produk online shop tersebut. Boleh dibilang ini semcam transaksi barter yang sering dilakukan orang pada zaman baheula.
Ketika selebgram sudah merasa dirinya terkenal, ia lalu berpikir bagaimana akun yang dimilikinya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Bagaimanapun juga ia adalah selebgram gitu loh! Selebgram ngehits ini tentu memiliki daya tarik yang mengundang para pemilik online shop. Tapi tunggu dulu, selebgram tipe ini tidak begitu saja mau mempromosikan segala macam produk. Dengan kata lain, ia pilih-pilih produk/barang apa yang akan ia endorse. Dan, ia pun tidak mempromosikan produk secara cuma-cuma dengan kata lain memasang tarif tertentu. Kisaran harga promosi endorse produk dari selebgram bisa bervariasi, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah per postingan. Jangan heran pula, jika selebgram tipe ini sering dijuluki "tante endorse".
Sudah bukan rahasia lagi, Instagram telah menjadi ajang pamer bagi siapapun, tak terkecuali selebgram. Berbeda dengan orang biasa, selebgram mampu menarik perhatian ketika ia mengunggah sesuatu, baik itu foto, video atau Instastory. Bahkan pamer itu sendiri sudah menjadi bagian dari "job description" seorang selebgram, apalagi ketika ia mendapatkan job atau sponsor dari brand tertentu. Meski demikian, pamer tidak selalu memiliki konotasi negatif. Contohnya yang dilakukan para seniman atau selebgram dengan talenta yang dimilikinya memamerkan hasil karyanya berupa foto-foto yang bagus, ilustrasi/desain yang menarik, atau kemampuannya dalam menata rias wajah. Jika hal-hal positif itu dipamerkan, orang akan memberikan apresiasi dan mungkin saja ada klien yang membutuhkan jasa mereka nantinya.
Kita semua tahu, lapangan pekerjaan semakin hari semakin sulit. Ketika upaya untuk mendapatkan pekerjaan impian berakhir di jalan buntu, mungkin inilah saat yang tepat untuk menjadi selebgram. Pekerjaan sebagai selebgram ini bisa dilakukan secara part time sambil kamu kuliah, sekolah atau kerja. Jika hoki kamu bagus, penghasilan sebagai selebgram ini bisa mengalahkan orang-orang kantoran, loh! Bagi anak muda terutama, melakukan hal-hal yang positif itu adalah bentuk dari aktualisasi diri. Dan ini juga menjadi bagian dari Hierarki Kebutuhan Maslow, yaitu Self Actualization Needs.
Baiklah, kita sampai pada penghujung artikel. Menjadi selebgram atau bukan itu terserah pada pilihan kalian masing-masing. Keep in mind, untuk tetap menjadi diri sendiri.
Berdasarkan penelitian dari WeAreSocial.net dan Hootsuite pada Januari 2018, Indonesia menempati peringkat ketiga untuk pengguna Instagram terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil. Total pengguna Instagram pun telah mencapai angka 800 juta di seluruh penjuru dunia. Hal itu menjadi bukti nyata bahwa popularitas Instagram semakin menanjak dari waktu ke waktu, khususnya bagi masyarakat Indonesia.
Loading...
Tanpa disadari, Instagram pun telah mengubah perilaku seseorang dalam hal bersosial media. Jika dulu orang menggunakan Facebook atau Twitter, lain halnya dengan kaum zaman now yang lebih menyukai Instagram. Selain menarik karena bisa melihat banyak gambar (dan video), tampilan layout Instagram sangatlah user friendly dan terlihat elegan karena dominasi latar belakang warna putih.
Ketika mencermati Instagram, kamu akan menemukan pengguna akun yang seringkali muncul di timeline maupun bagian pencarian. Kenapa bisa begitu? Karena Instagram lebih memprioritaskan postingan Instagram yang sedang trending saat itu. Dengan kata lain, postingan itu menarik perhatian user Instagram lain dan mendapatkan banyak like atau komentar.
Mereka yang mampu menyedot perhatian banyak orang adalah selebgram yang tak lain dan tak bukan adalah pemilik akun Instagram ngehits. Jika ditelisik lebih jauh, selebriti Instagram ini punya followers yang jumlahnya terbilang banyak, bisa belasan, puluhan, ratusan ribu hingga ada yang mencapai jutaan!
Kebanyakan orang mungkin akan bertanya bagaimana caranya menjadi selebgram ngehits dan menggapai pengikut yang banyak. Namun tak banyak yang tahu, apa alasan orang menjadi selebgram? Yuk, kita simak saja di bawah ini.
Gambar via unsplash.com |
Alasan Orang Menjadi Selebgram
1. Gila popularitas
Mungkin ini terdegar mengejutkan, tapi sejatinya para selebgram adalah orang-orang yang "gila". Lebih tepatnya, mereka adalah orang yang gila popularitas. Mungkin alasan ini terdengar menyesakkan di dada, tapi memang demikianlah realitanya. Dan kami rasa, alasan ini susah dibantah oleh siapapun. Secara logika, followers yang banyak berkorelasi secara positif dengan popularitas. Semakin banyak followers yang kamu miliki, semakin besar pula kesempatan kamu menjadi selebgram. Dan itu artinya, akan ada banyak orang yang mengenalmu meski itu hanya sebatas di dunia maya.
2. Butuh pengakuan
Tahukah kamu tentang Hierarki Maslow? Jika kamu masih ingat, Hierarki Maslow ini sudah dipelajari pada pelajaran Ekonomi sejak sekolah menengah pertama. Menjadi selebgram berkaitan erat dengan kebutuhan akan pengakuan (Esteem Needs) yang dipaparkan pada teori Hierarki Maslow. Lewat akun Instagram-nya, selebgram mampu menarik perhatian perhatian banyak orang di lingkarannya, mendapat komentar positif (meski ada pula yang negatif!), dan memperoleh banyak like. Status selebgram yang disandangnya itu sendiri sudah menjadi semacam pengakuan bahwa ia adalah orang terkenal di Instagram.
3. Kurang perhatian
Poin ini sebenarnya masih berkaitan dengan poin sebelumnya. Selain butuh pengakuan, selebgram pada dasarnya juga butuh perhatian. Untuk mendapatkan perhatian banyak orang (dan mendapatkan followers), mereka memikirkan bagaimana caranya menghasilkan konten yang menarik. Salah satu cara misalnya, dengan mem-posting foto outfit of the day (OOTD). Lewat foto-foto OOTD-nya, selebgram ingin menunjukkan bahwa ia terlihat sangat trendy dan fashionable dengan model pakaian branded yang dikenakannya. Untuk lebih menarik perhatian, tak lupa ia mem-posting dirinya sedang berada di spot fotografi yang sedang ngehits saat ini!
Loading...
5. Pengen produk gratisan
Langkah untuk menggapai popularitas dan kesuksesan memang tidak mudah. Dan (calon) selebgram pun sangat memahami hal itu. Ketika ia sadar bahwa dirinya belum cukup punya posisi tawar menawar yang bagus, ia rela menggratiskan endorse produk dari pemilik online shop. Namun ia punya alasan yang sangat masuk akal, yaitu mendapatkan produk gratisan. Siapapun orang itu, pasti sangat menyukai produk yang diberikan secara cuma-cuma, tanpa mengeluarkan duit sepersen pun. Tak terkecuali selebgram. Sebagai timbal baliknya, selebgram mempromosikan produk online shop tersebut. Boleh dibilang ini semcam transaksi barter yang sering dilakukan orang pada zaman baheula.
4. Cari duit
Ketika selebgram sudah merasa dirinya terkenal, ia lalu berpikir bagaimana akun yang dimilikinya bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Bagaimanapun juga ia adalah selebgram gitu loh! Selebgram ngehits ini tentu memiliki daya tarik yang mengundang para pemilik online shop. Tapi tunggu dulu, selebgram tipe ini tidak begitu saja mau mempromosikan segala macam produk. Dengan kata lain, ia pilih-pilih produk/barang apa yang akan ia endorse. Dan, ia pun tidak mempromosikan produk secara cuma-cuma dengan kata lain memasang tarif tertentu. Kisaran harga promosi endorse produk dari selebgram bisa bervariasi, mulai dari puluhan hingga ratusan ribu rupiah per postingan. Jangan heran pula, jika selebgram tipe ini sering dijuluki "tante endorse".
6. Biar bisa pamer
Sudah bukan rahasia lagi, Instagram telah menjadi ajang pamer bagi siapapun, tak terkecuali selebgram. Berbeda dengan orang biasa, selebgram mampu menarik perhatian ketika ia mengunggah sesuatu, baik itu foto, video atau Instastory. Bahkan pamer itu sendiri sudah menjadi bagian dari "job description" seorang selebgram, apalagi ketika ia mendapatkan job atau sponsor dari brand tertentu. Meski demikian, pamer tidak selalu memiliki konotasi negatif. Contohnya yang dilakukan para seniman atau selebgram dengan talenta yang dimilikinya memamerkan hasil karyanya berupa foto-foto yang bagus, ilustrasi/desain yang menarik, atau kemampuannya dalam menata rias wajah. Jika hal-hal positif itu dipamerkan, orang akan memberikan apresiasi dan mungkin saja ada klien yang membutuhkan jasa mereka nantinya.
7. Gak ada kerjaan lain
Kita semua tahu, lapangan pekerjaan semakin hari semakin sulit. Ketika upaya untuk mendapatkan pekerjaan impian berakhir di jalan buntu, mungkin inilah saat yang tepat untuk menjadi selebgram. Pekerjaan sebagai selebgram ini bisa dilakukan secara part time sambil kamu kuliah, sekolah atau kerja. Jika hoki kamu bagus, penghasilan sebagai selebgram ini bisa mengalahkan orang-orang kantoran, loh! Bagi anak muda terutama, melakukan hal-hal yang positif itu adalah bentuk dari aktualisasi diri. Dan ini juga menjadi bagian dari Hierarki Kebutuhan Maslow, yaitu Self Actualization Needs.
Baiklah, kita sampai pada penghujung artikel. Menjadi selebgram atau bukan itu terserah pada pilihan kalian masing-masing. Keep in mind, untuk tetap menjadi diri sendiri.
Loading...
Post a Comment